Skip to content

Divide and Conquer!

Friday, December 10, 2004

Di layar TV, akhir-akhir ini marak dengan tontonan yang berbau mistis, tentang pertemuan dengan hantu, setan, dunia gaib, dan sejenisnya. Walaupun terkadang kelihatan mengada-ada, sepertinya acara-acara tersebut mendapatkan tempat di hati pemirsa, sehingga acara-acara tersebut tetap saja exist bahkan bertambah banyak. Saya tidak bermaksud mempermasalahkan tontonan tersebut, bahkan saya bermaksud ‘mempertontonkan’ hal sejenis dari sudut pandang yang lain. Tentu saja dari sudut pandang saya. 🙂

Bismillahirahmanirrahim. Ijinkan saya kali ini menulis tentang setan. Setan atau iblis adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, seperti halnya kita semua dan malaikat. Setan menyebarkan kejahatan; malaikat melambangkan kemuliaan. Sedangkan manusia mempunyai potensi untuk menjadi jahat atau mulia. Setiap hal yang ada pada dan dilakukan oleh manusia menghasilkan nilai benar atau salah. True or false. 0 atau 1. Boolean. Dan uniknya hanya dia sendirilah yang bisa menjadikan sesuatu bernilai 0 atau 1.

Setan adalah makhluk yang ‘sakti’ karena dia ada dalam setiap kehidupan manusia; dan dia tidak pernah mati sampai akhir dunia. Barangkali itulah sebabnya, kenapa kita diperintahkan untuk menghindarinya. Pada kenyataannya kita semua yakin bahwa setan tidak selalu dipahami atau kita jumpai berupa bentuk ‘fisik’ atau ‘meta-fisik’ nya. Dia menyatu pada kehidupan sehari-hari manusia, dalam beraktivitas, bersosial, berbudaya.

Alam pikiran saya yang bodoh kadang mempertanyakan bagaimana seandainya di dunia ini tidak ada setan beserta antek-anteknya. Tapi sepertinya tidak mungkin, karena Tuhan telah ‘menjamin’ bahwa setan akan hidup selamanya sampai hari kiamat. Yang dapat kita lakukan adalah menghindarinya dan jangan sampai masuk ke kehidupan kita. Tapi berikanlah sedikit tempat buat dia –sedikit-dikitnya– agar kita tahu bahwa setan ada disitu, dan tahu bahwa begitulah kiranya kita dapat menaklukkan dia sebelum dia menaklukkan kita.

Jika ‘bad-sector’ dalam media penyimpanan Hard-disk dapat menyebabkan komputer tidak dapat berfungsi dengan benar, maka diabaikanlah bad sector tersebut dengan memberikan tanda (mark), bahwa di area sekian sampai sekian, harus dihindari untuk dilakukan operasi baca dan tulis file, agar tidak terjadi kekacauan atau kerusakan sistem operasi kita.

Mungkin inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan apa yang disebut sebagai lokalisasi. Di sini kata lokalisasi identik dengan lokalisasi WTS. Di beberapa negara, kegiatan judi juga dilakukan lokalisasi. Misalnya di Amerika, dengan melakukan lokalisasi judi di Las Vegas, menjadikan daerah tersebut yang tidak memiliki nilai ekonomi (karena benar2 tandus), menjadi ‘bernilai’.

Terlepas dari benar-tidaknya tulisan saya di atas, saya coba mengambil analogi bahwa agar setan, kejahatan tidak menguasai diri kita, kita harus melokalisasi devil tersebut dalam tempat yang paling dan paling sempit, dan sekaligus memberi tanda bahwa di situ ada setannya, agar kita tahu dengan tanda itu dan tidak berjumpa dengannya lagi. Itu mungkin cara yang paling moderat selama kita belum mampu melawan dia. Jangan biarkan dia menjadi besar: divide and conquer!

Ada komentar?

Comments

Leave a Reply

If you have any questions about the post write a comment. We'll be happy to answer.

Your email address will not be published.

Related posts

Scroll to top